Apa yang Dimaksud Revolusi Industri 4.0?

Apakah kamu sudah tahu bahwa kita akan memasuki masa revolusi industri 4.0? Nah, kira-kira apa ya maksudnya? Supaya biar lebih jelas, simak penjelasan selengkapnya di artikel berikut ini.

Pengertian dan Sejarah Revolusi Industri

Revolusi industri berbicara mengenai perubahan besar dan radikal, serta cepat dalam bidang industri. Perubahan ini melibatkan tenaga manusia yang dibantu oleh mesin. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui. Awalnya, revolusi ini dimulai dengan penggunaan mesin uap dalam proses produksi uap. 

Hal ini berpengaruh pada produktivitas yang meningkat pesat. Berawal dari produksi yang hanya mengandalkan otot dan kincir angin, dibantu oleh tenaga mesin. Pada saat ini, terjadilah proses Revolusi Industri 1.0 yang terjadi di abad 18. 

Proses selanjutnya terjadi di akhir tahun 1800-an, ketika industri mobil terlalu rumit untuk diproduksi, kendati sedang terjadi produksi besar-besaran. Pada saat itu, pabrik memutuskan setiap pegawai teknisi wajib mampu membuat mobil dari 0 hingga selesai. Perakitan ini dilakukan secara paralel. Hal ini membuat produksi mobil yang terjadi memakan waktu yang sangat lama. Tidak hanya itu, SDM juga mengalami kesulitan. Pasalnya setiap pegawai harus menjadi generalis, yang bisa mengerjakan semuanya.

Kemudian terjadilah assembly line, yang mengubah sistem produksi paralel menjadi seri, dengan menggunakan conveyor belt. Dengan adanya sistem yang baru ini, produksi mobil menjadi lebih efektif dan efisien. Para pegawai tidak lagi menjadi generalis, melainkan menjadi spesialis. Mereka dapat bekerja pada pos-pos tertentu. Misalnya pada bagian mesin, atau pos desain dan lain-lain. Saat ini sedang berlangsung revolusi industri 2.0.

Memasuki tahun 1900-an, revolusi industri 3.0 sedang beroperasi. Pada saat ini, mesin yang dapat bergerak dan berpikir secara otomatis, penggunaan komputer, robot dan barang-barang elektronik, menjadi titik pemicu revolusi industri yang ketiga. Karena kemajuan ini, terjadi perubahan dari data analog menjadi data digital. Contohnya, dulu yang awalnya menonton film menggunakan video player, menjadi menggunakan DVD player.

Revolusi industri ini juga memiliki nama lain, yaitu Digital Revolution. Revolusi ini juga membuat video game menjadi sesuatu yang lumrah dalam kehidupan manusia. Bahkan menjadi bisnis dengan penghasilan milyaran hingga triliunan dolar. Sayangnya perubahan ini tidak hanya membantu manusia dengan produktivitas, tetapi kejahatan menggunakan komputer juga muncul.

Baca Juga: Pengertian dan Pemanfaatan Teknologi Digital

Mengenal Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 muncul di abad ke-21, disebut sebagai cyber physical system. Otomatisasi dan kolaborasi dengan teknologi siber menjadi titik berat revolusi ini. Yang menjadi ciri-ciri utama revolusi industri ini adalah penggabungan informasi dan teknologi komunikasi ke dalam bidang industri.

Pada era ini, industri mulai menyentuh dunia virtual, membentuk konektivitas antar manusia, mesin dan data. Forbes.com menyebutkan bahwa Revolusi Industri 4.0 membuat segala hal menjadi lebih efektif, terjangkau dan meminimalisasi pemborosan. Misalnya produksi makanan. Awalnya membutuhkan tenaga manusia, kini dengan bantuan teknologi canggih, produktivitas menjadi lebih efisien.

Pada awalnya memang dunia industri yang mendapatkan manfaat dari revolusi ini, akan tetapi kenyataannya, seluruh masyarakat juga merasakan dampak positifnya. Misalnya ketika membeli kebutuhan pokok, yang awalnya harus pergi ke pasar, kini dengan sebuah aplikasi tertentu masyarakat dapat kebutuhan pokok dari rumah.

Situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan terdapat lima teknologi yang menjadi fokus utama dalam Revolusi Industri 4.0, yaitu sebagai berikut:

Internet of Things (IoT)

IoT adalah sistem yang terhubung dan terintegrasinya perangkat satu dengan yang perangkat lainnya. Dalam sistem ini, internet yang akan menjadi penghubungnya. Hasil dari integrasi perangkat tersebut berupa data atau kode yang dapat membantu segala macam keperluan manusia.

Misalnya ada seseorang yang ingin berolahraga jalan sehat dengan target 100 km dalam kurun waktu 1 bulan. Ia menggunakan smartwatch dan smartphone untuk membantunya mencapai tujuan tersebut. Smartwatch yang terhubung dengan smartphone, akan merekam jarak yang telah ditempuh oleh seseorang itu. Nantinya, hasil data tersebut akan digunakan oleh pengguna, apakah ia sudah sesuai tujuannya atau belum.

Di Indonesia, perkembangan Internet of Things bermula dari Package Notifier yang dibuat oleh tim SoftwareSeni, lalu Waton Ayam.

Big Data

Sesuai dengan istilahnya, Big Data adalah kumpulan data yang sangat besar dan banyak. Kumpulan data tersebut membutuhkan pengelolaan yang baik dan benar agar bisa menguntungkan organisasi atau perusahaan. Peran Big Data adalah menganalisis pengambilan keputusan atau strategi bisnis yang lebih baik.

Di Indonesia, salah satu penyedia layanan Big Data adalah Sonar Platform dan Warung Data.

Artificial Intelligence (AI)

Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah teknologi komputer atau mesin yang memiliki kecerdasan seperti manusia dan bisa diatur sesuai keinginan penggunanya. AI beroperasi dengan mempelajari data yang diterima secara berkesinambungan. Banyaknya data yang diterima dan dianalisis oleh AI, berpengaruh kepada bagaimana AI membuat prediksi.

Baca Juga: Sejarah dan Sistem Penulisan Angka Romawi

Penerapan AI di Indonesia adalah smart city yang dilakukan oleh Nodeflux dan Jakarta Smart City.

Cloud Computing

Cloud computing atau yang disebut juga sebagai komputasi awan adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi. Komputasi awan juga berfungsi sebagai wadah penyimpanan data. Sederhananya seperti flashdisk yang bentuk fisiknya tidak ada.

Indonesia memiliki beberapa macam produk cloud computing, di antaranya adalah K-Cloud, CloudKilat, Dewaweb, IDCloudHost dan FreeCloud.

Additive Manufacturing

Additive manufacturing adalah terobosan di industri manufaktur, yang memanfaatkan mesin pencetak 3 dimensi (3D printing). Teknologi ini mampu mengonstruksi objek tiga dimensi dari model 3D digital. Meskipun baru akhir-akhir ini teknologi additive manufacturing mulai dikenal, sebenarnya teknologi 3D printing sudah ada sejak tahun 1990-an. Hanya saja pada saat itu dianggap hanya cocok untuk produksi prototipe fungsional atau estetika.

kode diskon ruangguru terbaru

Related Posts