Majas: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Dalam artikel Mataoker berikut ini, kita akan sama-sama belajar mengenal tentang pengertian, jenis, dan contoh majas. Baca sampai selesai ya penjelasannya supaya kamu makin paham.

Ketika kita membaca sebuah novel, atau misalnya cerpen, mungkin kita bertemu dengan kalimat-kalimat seperti ini, “Hari ini angin berhembus dengan kencang, dinginnya sampai menusuk tulang.” 

Pengertian Majas

Kalimat tersebut sebenarnya tidak benar secara harfiah, tapi merupakan sebuah gaya bahasa, yang berfungsi untuk menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang khusus agar memperoleh efek tertentu.

Pada kalimat itu, dalam makna sebenarnya, dingin tidak dapat menusuk tulang. Namun dalam makna gaya bahasa, hal tersebut menyebutkan bahwa hari itu cuaca sedang amat sangat dingin. 

Jenis Majas dan Contohnya

Majas atau gaya bahasa memiliki berbagai macam bentuk. Di antaranya sebagai berikut:

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyamakan atau membandingkan satu hal dengan hal yang lain.

a. Hiperbola

Hiperbola bertujuan untuk menegaskan dan menekankan pandangan, pikiran, dan perasaan. Hal ini dilakukan dengan membuat pernyataan yang berlebih-lebihan. Contohnya: “Akan kutagih hutangmu sampai ke liang lahat!”

c. Personifikasi

Personifikasi berarti menganggap benda mati seolah-olah hidup atau memiliki sifat yang sama seperti manusia. Misalnya seperti, “Aku dikejar oleh waktu.”

Baca Artikel Lainnya

d. Metafora

Metafora merupakan perbandingan antara kedua hal yang sama secara langsung dan singkat. Contohnya berupa, “Ayahmu adalah tulang rusuk ibumu.”

e. Asosiasi

Asosiasi perbandingan sifat antara sesuatu dengan keadaan lain yang sedang digambarkan. Contohnya seperti, “Mereka selalu bertengkar, seperti air dan minyak yang tidak pernah bersatu.”

f. Eufimisme

Eufimisme adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu ungkapan untuk memperhalus maksud sebuah pengertian agar tidak menyinggung orang lain. Misalnya, “Sulit mencari sebuah kamar kecil di jalan seperti ini.”

g. Epitet

Epitet merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan suatu sifat atau ciri yang menggambarkan seseorang atau suatu hal. Seperti, “Budi adalah anak yang pintar dan sopan, itulah kenapa dia menjadi anak emas para guru.”

2. Majas Perulangan

Merupakan pengulangan sebuah bentuk, baik itu huruf demi huruf atau kata demi kata, yang diulang di depan, tengah atau akhir sebuah kalimat.

a.  Aliterasi

Aliterasi mengulang permulaan bunyi kata yang sama. Misalnya seperti, “Hari ini Heru harus hadir.”

3. Majas Sindiran

Gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir seseorang dari perbuatan atau perkataannya.

a. Sinisme

Sinisme digunakan ketika sindiran berbentuk sebuah kesangsian yang mengandung ejekan. Contohnya adalah, “Kekasihmu kan banyak, kenapa kamu harus mendekatiku juga?”

b. Sarkasme

Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, seperti, “Sudah empat piring nasi kau lahap habis. Masih kurang makan, tuh, sepertinya.”

c. Satire

Satire adalah sebuah majas yang menertawakan sesuatu, sebagai bentuk penolakan dan kritik agar sesuatu yang salah itu dicari kebenarannya. Contohnya adalah, “Bajumu ketat sekali. Kurang bahan ya?”

4. Majas Pertentangan

Digunakan ketika menyatakan sesuatu yang maknanya bertentangan dengan kata-kata yang diucapkan.

a. Paradoks

Paradoks adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu yang bertentangan yang nyata dengan fakta yang terjadi di lapangan. Misalnya, “Kebenaran itu selalu terdengar di telinga orang-orang, tapi mereka pura-pura tuli.”

b. Antitesis

Antitesis digunakan ketika ingin menyebutkan dua kata yang memiliki makna berlainan dalam satu kalimat yang sama. Contohnya, “Kaya atau miskin, semua orang layak diperlakukan dengan sopan.”

c. Litotes

Litotes adalah majas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu bertujuan untuk merendahkan diri. Contohnya seperti, “Hanya ini yang dapat kami sajikan untuk tamu yang datang, seadanya saja.”

d. Oksimoron

Majas oksimoron mengandung dua kata yang memiliki makna bertentangan dalam sebuah frasa. Contohnya berupa, “Apakah mayat hidup benar-benar ada?”

5. Majas Penegasan

Majas penegasan memiliki tujuan untuk memberikan penegasan apa yang diutarakan dengan mengulangi kata-katanya.

a. Repetisi

Repetisi adalah majas yang memiliki unsur yang diulang-ulang, baik berupa kalimat, kata atau bunyi yang diulang-ulang. Misalnya, “Ingat kata-kata saya! Saya tidak pernah main-main. Ingat itu!”

b. Paralelisme

Paralelisme adalah gaya bahasayang berusaha mencapai kesejajaran dalam penggunaan kata atau frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Contohnya, “Di situ ada asap, di situ ada api.”

Demikianlah jenis-jenis majas, pengertian beserta contoh yang dapat digunakan baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bentuk karya tulis seperti puisi, cerpen dan novel. Semoga bisa membantu kamu ya.

Mau lebih paham belajar tentang majas? Ikuti latihan soal di Ruangguru yuk. Mataoker punya kode diskon menarik nih buat kamu yang mau langganan Ruangguru. Coba pakai kode diskon MAUTIDUR deh. Langsung dapet diskon lebih besar lho dibanding diskon yang ada di tv tv itu lho. Ngga percaya? Coba aja sendiri deh.

kode diskon ruangguru terbaru

Sumber:

Blog Ruangguru – Majas

Related Posts